Senin, 06 November 2017

Video Edukasi Pentingnya Air Putih


https://www.youtube.com/watch?v=ZWrzVSefBzE&t=21s

Video tersebut menunjukkan bahwa air putih itu sangat penting dalam hal kesehatan. Dan juga menunjukkan akibat dari kuarng minum air.

Air adalah komponen terpenting pada tubuh manusia. Dalam tubuh anak terdapat 80% komponen air dan ini lebih banyak dari tubuh orang dewasa. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kebutuhan air pada anak lebih banyak dari orang dewasa. 

Air memegang peranan penting di dalam tubuh kita seperti sebagai pengatur suhu tubuh, sebagai pelarut, bahkan air dapat membuang racun di dalam tubuh. Tentunya air sangat berperan penting dalam perkembangan anak. Lalu bagaimana jika kebutuhan pemenuhan air khususnya air putih tidak terpebuhi ??? 

Hal ini akan mengakibatkan munculnya berbagai masalah pada kesehatan si anak. Hal yang sering tejadi ketika kebutuhan air putih tidak terpenuhi adalah dehidrasi. Tanda-tanda dehidrasi dapat dilihat dari warna urin si anak. Dehidrasi dapat terjadi karena peningkatan aktifitas manusia, terlebih lagi pada anak. Biasanya anak cenderung hiperaktif, sehingga banyak cairan yang terbuang ketika beraktifitas. Hal ini akan mudah untuk terjadinya dehidrasi pada anak.

https://www.youtube.com/watch?v=ZWrzVSefBzE&t=21s

Minggu, 05 November 2017

Aplikasi Alarm Minum





https://play.google.com/store/apps/details?id=bth.studio.alarmwater&hl=in

Anak-anak cenderung tidak memperhatikan kebutuhannya jika tidak diperhatikan oleh orang tuanya. Jika orang tua sampai lalai dalam memenuhi kebutuhan anaknya, bisa menimbulkan hal yang mungkin sangat fatal untuk anaknya sendiri. Lalu bagaimana cara memenuhi kebutuhan air pada anak sebagai pemenuhan kebutuhan dasar pada anak ???

Komponen air dalam tubuh anak adalah sebanyak 80%, maka dari itu sebagai orang tua harus dapat memperhatikan kebutuhan air pada anaknya. Aplikasi di atas adalah aplikasi yang digunakan sebagai pengingat kapan minum air putih. Sebagai orang tua, seharusnya memang dapat menjadwalkan kapan anaknya harus minum air putih supaya tidak sampai terjadu dehidrasi pada anak. Karena kebanyakan pada anak belum bisa menjadwalkan sendiri kapan dia minum air putih. Kebanyakan dari mereka akan meminta air putih kepada orang tuanya ketika mereka meras haus. Jika demikian kebutuhan air tidak akan terpenuhi. Maka dari itu orang tua butuh aplikasi ini untuk dapat mengingatkan waktunya si anak minum air putih.

Sabtu, 04 November 2017

Poster Pentingnya Minum Air Putih untuk Anak

Banyak dari orang tua membiarkan anaknya tidak menyukai air putih dan membiarkan anaknya menyukai minuman berasa yang jelas tidak sehat. Air putih merupakan hal yang sepele, namun banyak orang tua yang menganggap tidak penting mengkonsumsi air putih untuk anaknya. Iya apa iyaa ???? Padahal komponen air di dalam tubuh anak adalah sebanyak 80%. Artinya air putih sangat berperan dalam tumbuh kembang anak. Apalagi anak itu kan sukanya bermain yang cukup menguras energi mereka, nah disini tubuh seorang anak akan sangat kehilangan banyak cairan yang nantinya akan mengakibatkan si anak lemas, sakit kepala, konsentrasi menurun, dan bibir kering. Dengan begini akan membuat si anak tidak nyaman dan si anak bisa jatuh sakit deh.
Oh iya bu ibu, air putih itu bukan hanya sebagai pelepas dahaga saja ya. Air putih itu bisa juga untuk terapi berbagai penyakit, bisa mengeluarkan toksin atau racun di dalam tubuh. Hebat bukan??? Jadi biasanya kan anak-anak itu suka jajan sembarangan, sebagai orang tua kita tidak tahu apakah makanan itu sehat atau tidak. Dengan air putih kita bisa menjaga supaya zat-zat berbahaya yang mungkin saja datangnya dari makanan bisa langsung dibuang dengan mengkonsumsi air putih sebanyak 6-8 gelas per hari.

Referensi:
http://www.gurubumi.com/apa-yang-terjadi-jika-anak-kurang-minum-air/
Peran Penting Air bagi Tubuh Manusia. Mentari, Hasly. Yogyakarta : s.n.

Jumat, 03 November 2017

Penyebab Faringitis dan Intervensi Faringitis pada Anak


“Penyebab Faringitis dan Intervensi Faringitis pada Anak”


Pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi diberikan penilaian awal dengan menggunakan McIsaac Score dan pasien diuji dengan menggunakan RADT. Hasil antara McIsaac Score dengan RADT selanjutnya dibandingkan. Didapatkan sebanyak 124 pasien yang dicurigai memiliki faringitis bakteri. Dari pasien yang terkumpul, sebanyak 42 pasien mendapatkan nilai scoring 3; 55 pasien mendapatkan scoring 4; dan sebanyak 27 pasien mendapatkan scoring 5. Dari seluruh pasien yang terkumpul dan dilakukan pengujian dengan menggunakan RADT, hanya 18 pasien yang memberikan hasil positif. Dari 18 pasien positif Strep Test, sebanyak 6 pasien memberikan score 3; 8 pasien memberikan score 4; dan 4 pasien memberikan score 5. Pemeriksaan dengan menggunakan McIsaac Score yang dilanjutkan dengan pemeriksaan menggunakan RADT dapat digunakan sebagai penentu Streptococcus group A sebagai penyebab faringitis (1).
Tahun 1977, Breese15 merumuskan sistem penilaian pertama berdasarkan 9 fitur epidemiologi, klinis, dan laboratorium. Skor Breese tidak dapat diandalkan untuk anak-anak, namun, terutama mereka yang berusia <3 tahun. Risiko infeksi GABHS dikaitkan dengan peningkatan skor, berkisar antara 2,5% untuk skor 0; 6% sampai 6,9% untuk skor 1; 14,1% sampai 16,6% untuk skor 2; 30,1% sampai 34,1% untuk skor 3; dan 55,7% untuk skor 4. Skor pediatrik diajukan oleh McIsaac et al pada tahun 2000, memodifikasi skor Centor dkk dengan menambahkan informasi umur pasien. Skor McIsaac divalidasi oleh Choby2 dalam setting rawat jalan yang melibatkan 620 subjek, Data Choby merujuk pada keseluruhan populasi, termasuk anak-anak dan orang dewasa. Prevalensi keseluruhan infeksi GABHS adalah 17% dan mencapai 34,8% di antara penelitian anak-anak. Pada anak-anak, skor McIsaac sensitivitas dan spesifisitas masing-masing adalah 92,6% dan 72,3%. Faringitis banyak terjadi pada anak-anak usia kurang dari 3 tahun (2).
Hasil penelitian menunjukan madu alami dan madu kemasan dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus beta hemoliticus Group A dengan diameter daya hambat terbesar pada madu alami adalah 14 mm dan madu kemasan 11 mm. Berdasarkan uji analisis Kruskal-Wallis yang dilanjutkan dengan post-hoc Mann-Whitney terdapat perbedaan yang signifikan antara daya hambat  madu alami dengan madu kemasan dengan nilaip=0,004 (p<0,05). Kesimpulan hasil penelitian adalah madu alami dan madu kemasan memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan Streptococcus beta hemoliticus Group A. Madu alami memiliki daya hambat yang lebih kuat dibandingkan madu kemasan. Madu alami dapat digunakan untuk proses pencegahan yang baik untuk penyakit faringitis (3).
Tinjauan sistematis yang membandingkan kemanjuran dan keamanan azitromisin terhadap antibiotik lain untuk faringitis akut pada orang dewasa dan anak-anak tidak ditemukan bukti kemanjuran yang berbeda antara azitromisin dan pembanding lainnya. Obat pembandingnya adalah penisilin (n = 7), klaritromisin (n = 3), cefaclor (n = 3), eritromisin (n = 1), roxythromycin (n = 1) dan co-amoxiclav (n = 1), semua diresepkan selama 10 hari. Tingkat kesembuhan klinis untuk amoksisilin dan penisilin adalah 86% dan 92%, masing-masing mengkonfirmasikan bahwa amoksisilin bisa menjadi cara alternatif untuk pengobatan streptococcal tonsillopharyngitis pada anak-anak. Penisilin dan amoksisilin juga didukung oleh cukupnya spektrum antibakteri dan biaya lebih rendah. (4)
Antibiotik diresepkan sebanyak 60% faringitis untuk anak-anak. Penelitian yang dilakukan Kathleen, antibiotik yang diresepkan dokter adalah penicillin sebanyak 12% dan amoxicillin sebanyak 49%. Antibiotik jenis penicillin dan amoxicillin adalah antibiotik yang sering diresepkan dokter. (5)


 Daftar Pustaka
1. PENENTUAN Streptococcus Group A PENYEBAB FARINGITIS PADA ANAK. Dewi, A A A S, et al., Bali : s.n., 2013, Vol. 16.
2. Management of Acute Pharyngitis in Children: Summary of the Italian National Institute of Health Guidelines. Chiappini Elena, et al. 6, Italy : s.n., 2012, Vol. 34.
3. Perbandingan Daya Hambat Madu Alami dengan Madu Kemasan secara In Vitro terhadap Streptococcus beta hemoliticus Group A sebagai Penyebab Penyakit Faringitis . Alioes, Yustini, Rasyid, Roslaili and Wineri, Elsi. Medan : s.n., 2014.
4. Guideline for the Management of Acute Sore Throat. Clinical Microbiology and Infection. s.l. : ESCMID, 2012, Vol. 18.
5. Overprescribing and Inappropriate Antibiotic Selection for Children With Pharyngitis in the United States, 1997-2010. L Kathleen, et al. Canada : s.n., 2014.